Perkawinan hendaknya tidak hanya di dasari oleh CINTA, tapi banyak hal pendukung yang dibutuhkan, tak menjadi rahasia umum kalu materipun dibutuhkan, tapi jauh lebih banyak hal lain.
IMAN, KEPERCAYAAN, KOMPROMI, TTM, dll
ketika aku mau menikah, sebagai seorang JAWA aku menjalani prosesi MIDODARENI
dan sebagai seorang KATHOLIK aku melakukan midodareni dengan misa yang dipimpin ROMO
Romo yang memimpin adalah Romo Fajar yang pernah aku ceritakan di Baptis ARKA
Romo bertanya kepada kami berdua, jika sudah menjadi Suami Istri siapa yang jadi kepala keluarga?
kami menjawab mas dimaslah yang akan menjadi kepala keluarga..
sambil bercanda romo memberikan ilustrasi, ketika satu orang di posisikan lebih tinggi maka laki-laki dapat berlaku "lebih", apa-apa bisa saja tidak dimusyawarahkan karena merasa ia kepalanya maka ia pula yang menentukan.. jadi dalam suatu rumah tangga yang menjadi kepala keluarga adalah berdua, ya suami ya istri, karena setelah berlabuh dalam suatu rumah tangga, suami istri bukan lagi dua melainkan satu.
satu berarti kita harus satu kata, satu tindakan, dan satu pendapat.. walaupun terdiri dari dua pribadi tapi apapun yang dihasilkan harus didahului dengan musyawarah supaya menghasilkan satu suara..
KOMPROMI itu perlu.. tidak ada yang lebih tinggi tak ada yang lebih rendah.. pesan-pesan itu yang aku resapi..
aku lebih besyukur sebelum kami menikah, kami telah 4 tahun pacaran, dan walaupun 2,5 tahun kami jalani dengan jarak jau, aku di Solo mas dimas di Denpasar, kami bisa melewatinya, dan telah banyak menghasilkan KOMPROMI dan kesepakatan tentang bagaimana nanti kami akan hidup.
ketika kami saling menerimakan Sakramen Perkawinan di gereja, dalam homili Romo Alip berpesan, dalam suatu rumah tangga ada 3 hal yang selalu harus diingat TTM kata kerennya..
T yang pertama adalah TOLONG
dalam melakukan apapun, ketika kita saling membutuhkan satu sama lain selalu awali kata-kata dengan TOLONG..
jauhkan diri dari rasa gengsi, ketika kita betul-betul tidak bisa melakukan sesuatu pasti kita membutuhkan orang lain, dan orang terdekat kita didalam rumah tangga ya suami dan istri kita sendiri..
T yang kedua adalah TERIMA KASIH
untuk setiap apapun yang kita dapat baik hadiah, pertolongan, informasi, atau apapun hendaknya kita mengucapkan TERIMA KASIH
dengan mengucapkan kata terima kasih maka kita lebih menghargai orang yang telah berbuat pada kita, lebih menghargai apa yang kita dapat..
dulu, semasa pacaran, mas dimas pernah mengatakan padaku, dia kagum denganku, karena aku adalah orang yang paling sering mengucapkan terima kasih, dengan mbak yang bawa minuman ketika kami makan di restoran, dengan tukang parkir, dan masih banyak lagi aku selalu mengucapkan terima kasih. mas dimas heran, ketika aku menjelaskan makna dari terima kasih baru mas dimas mau mengerti dan belajar sejalan dengan apa yang aku lakukan.
M adalah untuk MAAF
banyak orang berpendapat selain TOLONG orang kerap merasa GENGSI untuk mengucap MAAF
bahkan Elthon John pun pernah menyanyikan lagu berjudul "SORRY SEEMS TO BE THE HARDEST WORD"
maaf memang kerap kali susah untuk diucap, terlalu gengsi dan tidak mau memulai untuk mengurai masalah yang ada.
maka untuk memperpendek masalah, lebih baik salah satu mengalah untuk meminta maaf, lebih baik ketika kedua-duanya sadar dan saling memberikan maaf
aku dan mas dimas sudah mempunyai komitmen, ketika kami bertengkar dan ada masalah, maka masalah itu tak boleh dibiarkan berlarut-larut, sebelum kami pergi tidur, masalah itu harus sudah selesai. dan Puji Tuhan selama waktu kami bersama dari pacaran sampai saat ini menikah, hampir 6 tahun masa kebersamaan kami, kami berhasil melakukannya, dan berharap akan sama seperti itu untuk selanjutnya..
kami berdua terdiri dari 2 kepribadian..
berasal dari dua keluarga
dibesarkan dengan cara orang tua kami masing-masing
maka tentu saja kami tidak sama
bahkan untuk urusan sifat dan bawaan lahirpun pasti ada, dan jalan tengahnya adalah kompromi..
bagaimana suatu perkawinan itu seharusnya bisa dijalani dan di pertahankan dengan baik..
saling mengerti dan saling mengisi adalah jalan yang dapat dilakukan..
dan seharusnya dalam menjalani rumah tangga ada manfaat yang harus saling dirasakan..
tidak hanya materi, tapi juga pendewasaan diri.
aku hidup ditengah banyak perkawinan, baik orang tua dan mertua, kakek-nenek, kakek buyut-nenek buyut, om-tante, pakde-bude, mas-mbak, sahabat-sahabat..
dari mereka semua aku belajar menjalankan rumah tangga, bagaimana aku harus bersikap jadi seorang istri dan ibu. bagaimana menjalin relasi yang baik dengan mertua dan ipar, banyak yang harmonis banyak juga yang tidak.. aku selau bersyukur hubunganku dengan mertua dan ipar dapat dibilang harmonis, terlebih dalam rumah tanggaku yang kompleks ini, bisa di baca di R.Ay Siti Krisminah dan Desi Krisdiana Angrahini bagaimana aku kagum pada ibu mertuaku dan kakak iparku..
tak banyak dari rumah tangga sekelilingku yang mengeluh, tentang sikap suami dan ibu mertua.. aku tak bisa menyarankan lebih lanjut, karena perkawinan adalah suatu pilihan hidup, ketika kamu sudah menjalaninya, ya dinikmati saja, baik buruknya, ketika jiwa dan raga sudah tidak kuat maka kembali lagi pada pilihan hidup masing-masing orang, mau di lanjutkan atau tidak.. bahkan ketika kita akan mengeluh pada orang tua, biasanya mereka juga akan bilang, "kuwi lak wes dadi pilihanmu tho?? yo wes, sing sabar, sing iklas.." (itukan sudah jadi pilihanmu kan? ya sudah, yang sabar, yang iklas) aku pernah mendengar kata itu, walaupun bukan aku yang mengeluh..
aku bersyukur mengimani KATHOLIK dimana akupun menikah dengan laki-laki yang kucinta dan mengimani yang sama, kami menikah dengan tata cara agama yang kami imani, dimana dalam agama kami tidak membenarkan adanya perpisahan, wlau aku yakin ajaran agaa manapun tidak membenarkan adanya perceraian, pernikahan hanya berlangsung satu kali sampai maut dan ajal yang meimsahkan, dalam gereja kamipun tidak mengenal adanya perpisahan dan perkawinan kedua. walau dalam praktek ada dan bisa terjadi, namun semua jauh akan kembali pada pilihan masing-masing..
dasar yang paling kuat dalam membagun rumah tangga adalah IMAN, iman tidak terbentur pada suatu agama atau keyakinan, iman adalah apa yang kita percaya dan yakini..
aku PERCAYA dengan perkawinan yang aku jalani, aku percaya dengan suamiku, entah kenapa sekarang hati jauh lebih bisa mempercayai dan meyakini nya tidak seperti ketika kita pacaran dulu..
aku mencintainya, dengan kekurangan dan kelebihannya, aku menerima dia dengan apa adanya dia, aku percaya hidup dengan dia aku akan bahagia, aku percaya dia akan jadi bapak dan suami yang baik dalam keluarga kami.. akupun tak membayangkan hidup tanpa dia, iya dia cinta matiku..
aku menjalani perkawinanku dengan satu paket komplit, tidak hanya dengan CINTA..
Komentar
Posting Komentar