Langsung ke konten utama

Pendahuluan Buku

Aku adalah seorang wanita, yang tengah belajar dan akan menjadi seorang ibu. Ini kisah tentang kehamilanku dan para wanita-wanita hebat yang aku kenal, ya, memang kenapa aku memilih wanita, karena setelah aku merasakan hadirnya mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia ada di rahimku, aku berubah menjadi seorang yang sangat perasa, terutama jika aku membahas tentang mama. Aku mulai merasa betapa aku sungguh amat sangat berdosa, ketika dulu aku sering menyakiti hatinya, membuatnya menangis, membuatnya risau dengan tingkah polah nakalku, tak tau berapa banyak doa yang telah dia panjatkan untuk membalas kenakalanku. Dulu, aku berfikir yang namanya mengandung hanya cukup dengan membesarnya perut dan badan. Tapi itu semua tak semudah yang aku bayangkan. Menjalani hari dan tumbuh bersama buah cintaku dengan suamiku ini, aku sangat menyadari, betapa seorang ibu rela berkorban dan berjuang demi anak yang sedang di kandungnya, perut sakit, payudara membesar dan nyeri, sering sesak nafas, kaki kram, serta berbagai macam hal-hal baru yang belum pernah aku temui sebelumnya.
Si kecilku nanti, masih akan bertemu dengan Canggahnya (entah apa di dalam Bahasa Indonesia orang-orang akan menyebutnya), yang jelas aku yakin, ketika aku melahirkan nanti, eyang Kakung Buyutku dari papa, eyang Putri Buyutku dari mama, dan Pak Dhe Nenekku (yang aku kerap memanggilnya Kakung, lebih kurang ajar lagi tanteku yang sering menyebutnya si tua nakal, hehehe), akan masih menemaniku, aku yakin begitu, melihat kesehatan yang luar biasa hebatnya, walau raga mereka tak semuda dan sesehat dulu tapi semangat mereka untuk menjalani hidup bisa di acungi jempol. Jika Tuhan mengijinkan mereka masih ada sampai si kecil lahir aku akan mengabadikan keluarga kami dalam sebuah foto, dari keluarga mamalah yang masih bisa komplit lima generasi, si kecilku, aku, mama, ibu (begitu aku biasa memanggil nenekku), dan uyut. Semoga saja Tuhan mendengar doaku. Dari pihak papa, aku telah kehilangan Nenekku, beliau berpulang sebulan setelah aku resmi dilamar suamiku, padahal, beliau adalah orang yang selama ini begitu berharap bisa menyaksikan aku bersanding di pelaminan, tapi aku yakin, rencana Tuhan akan selalu indah. Aku yakin saat aku menikah dulu, ibu tetap bisa menyaksikan aku bersanding dengan suamiku, mendoakanku dengan caranya dan bahagia, ahkirnya apa yang beliau cita-citakan terwujud juga, nanti di suatu bab, akan ku ceritakan tentang dia, Ibuku yang ku rindu di setiap waktu.
Ide menulis tentang wanita-wanita dalam hidupku muncul dengan tiba-tiba, dan aku merasa mungkin ada baikknya jika aku benar-benar bisa merealisasikannya. Bukannya aku tidak mau menceitakan laki-laki yang ada di dalam hidupkku, bukan, aku tetap sangat mengagumi laki-laki, akupun jatuh cinta dan menikahi seorang laki-laki dalam hidupku, aku besar di tengah laki-laki, jadi untuk papaku, bapak-bapakku (karena begitu aku memanggil Kakekku), Yut Kungku, Papiku (begitu dalam keluarga suamiku kami memanggil Ayahnya), Pak Dheku, Om-omKu, Kakak sepupuku, Suami Kakak Iparku, Adik-adikku, sepupu lelakiku, keponakan cowokku, tak lupa untuk Suami tercintaku, dan si kecil yang dokter bilang akan mungkin menjadi ”Jagoan” Kecilku, aku tetap menaruh rasa hormat dan cinta yang teramat dalam untuk kalian semua. Tapi ijinkanlah aku dalam kesempatan ini, untuk menulis tentang mahkluk yang sangat di muliakan Tuhan, karena diciptakan ”Surga ditelapak kakinya”. Ya dimana semua bangsa di dunia bisa memanggilnya Ibu, Mama, Bunda, Umi, Mommy, atau dengan panggilan apapun yang sama artinya, ini untuk semua Ibu dalam hidupku, suatu perjalanan bagiku dalam belajar sebagai ibu, karena dari situ aku akan jauh lebih mengerti tentang bagaimana rasanya menjadi ibu, terimalah ini, tulisan tanganku ini, semoga bisa diterima sebagai tanda cintaku.
Semoga kelak ketika si kecilku sudah bisa membaca dan mengerti dunia, ia bisa memahami apa yang ku tulis, bagaimana ibunya memuliakan wanita-wanita disekitarnya. Bagaimana perjuangan ibunya dalam mengandung dan menjaganya selama dalam kandungan. Bagaimana ibunya selalu mendoakannya dari dia masih di dalam kandungan, menyanyikannya lagu, membacakannya cerita, dan berharap dia bisa menjadi anak baik yang bisa tumbuh dengan sehat. Aku kira ibu di seluruh penjuru duniapun akan sama denganku, bahkan aku yakin, ibukupun masih tetap mendoakanku, memberkati setiap langkahku, dan berharap hidupku akan jauh lebih baik dari hidupnya. Doa seorang ibu adalah doa yang menurutku adalah doa yang paling mudah di kabulkan oleh Tuhan. Maka jika anda masih berkesempatan untuk mendoakan, berbuat baik, mencintai, memeluk, bahkan mencium ibumu, lakukanlah selagi bisa. Jangan sekali-kali berani padanya, dosamu akan berlipat-lipat ganda. Di tengah kehamilanku aku selalu mendoakan ibuku, memohon ampun atas segala dosa yang pernah ku buat, aku tau sekarang, tak mudah menjadi ibu, bahkan di kondisiku yang baru menjadi calon ibu, itu semua tak mudah. Tak lupa aku doakan Ibu-Ibuku (nenek-nenekku), baik yang masih sehat walaupun yang telah berpulang ke surga yang indah, dan mertua perempuanku, karena aku tau, dengan memuliakan ibukku, aku akan mendapatkan surgaku, dengan memuliakan ibu ibuku aku memuliakan surga bagi surgaku, dengan memuliakan surga ayahku disitu juga dapat kutemukan surgaku, dengan memuliakan ibu dari suamiku, berarti aku juga dapat menemukan surga, tanpa suamiku aku takkan menjadi seorang ibu, dimana anak-anakku kelak akan menemukan surganya di dalam diriku.
Wanita-wanita ini sangat berati untukku, mereka semuanya turut hadir dalam hidupkku, mereka semua menginspirasiku. Bagi mereka yang telah pergi, aku tau, mereka telah bahagia disana. Tulisanku mungkin seperti surat kerinduanku pada yang telah berpulang. Biarlah aku mengenang dan mengagumi mereka dari kacamataku. Bagi yang masih di sampingku teruslah menginspirasiku, hujani aku dengan kasih sayangmu, biarkan aku mengagumimu dengan caraku, ijinkan aku belajar dari pengalaman hidup yang kau punya. Jika bisa, aku akan menjadikan ini hadiah bagi kalian semua. Seperti yang telah aku katakan sebelumnya aku akan menjadikan ini sebuah persembahan, tanda cinta dari aku, anakmu, cucumu, keponakanmu, adikmu, menantumu, apapun dan siapapun aku, aku akan tetap menyebut namamu saat aku berdoa, memohon pada Sang Empunya nyawa, bahwa aku mencintai kalian semua, dari lubuk hatiku yang paling dalam. Ini untuk kalian. Takkan ku ungkap keburukan kalian, yang akan kutulis adalah bagaimana aku mengangumi dan berterima kasih mempunyai kalian semua dihidupku. Tak ada yang akan kututup-tutupi dan kugubah layaknya sebuah fiksi, ini isi hati. Isi hati seorang calon BUNDA bernama ANDINA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAPTIS ARKA

Baptis adalah syarat wajib seorang Katholik.. dimana baptis artinya dipermandikan dan menjadi bagian dari gereja Katholik.. aku dan suami Katholik itu sebabnya kami mempunyai tanggung jawab yang besar dan mendidik anak-anak kami dengan cara Katholik.. kami sebetulnya pun beum sempurna dalam menjalankan ajaran-ajaran agama kami.. tapi kami selalu mencoba mengajarkan dan memberi yang contoh yang baik anak kami.. Baptisan Arka di laksanakan di Solo, alasan memilih Solo karena keluarga besar kami ada di Solo dan pasti lebih kidmat ketika Sakramen Baptis Arka di hadiri oleh orang-orang yang menyanyanginya.. Arka dan Eyang Romonya Lebih berkesannya lagi, Romo yang akan membaptis Arka dalah Romo Ibnu Fajar Muhammad, MSF Romo yang senantiasa mengikuti hidupku, dari memberkati rumah dan kantor yang sekarang kami tempati di Denpasar ini, Upacara Siraman pernikahanku, Upacara Misa Midodareni sebelum pernikahanku, yang memberkati Air Upacara Mitoni aku hamil Arka, dan lebih lengkap la...

my name is andien

hallo dunia.... ahkirnya kesampaian juga buat blog setelah sekian lama aku mengidam-idamkannya.. well, first of all let me introduce my self.. aku Andien.. lengkapnya Andina Dyah Pujaningrum, SH seharusnya ada Nusantara dibelakang namaku sebagai nama papa, memang diakte kelahiran ditambah satu kata dibawah, namun sayang nama yang tercantum di ijazah sejak aku SD ya seperti itu adanya seorang anak dari mama papa ku (Paramita Rukmi, SH - FY Fajar Nusantara, SE) seorang istri dari Cosmas Dimas Darmoyo Danisworo, SH, MKn seorang ibu dari Immanuel Arka Pranaya Daniswara seorang kakak perempuan satu-satunya dari Antonius Andika Ndaru Nusantara dan Bonifasius Andiva Nusantara.. dan inti dari semuanya.. aku sayang mereka.. blog ini sengaja aku pengen buat biar aku bisa share semua yang bisa aku share.. dari kegiatan sehari-hari sebagai seorang ibu, istri, anak dan kakak sebagai pegawai magang di kantor Notaris/PPAT yang as you know it notaris yang bersangkutan ya IBU saya sendiri....

Wong Jowo ojo ilang/ngilangi JAWA ne (orang jawa jangan hilang/menghilangkan jawanya)

Bapak dari mama asli Klaten, ibu mama asli Karanganyar bapak dari papa asli Pedan besar di Laweyan, ibu papa asli Jagalan, Solo bapak mertua aku asli Tawangmangu, ibu mertuaku asli Wirengan, Baluwarti, Solo (aku jelasin gini semoga pada ngerti daerah-daerah itu) jadi kesimpulannya aku orang jawa tulen, suamipun jawa tulen.. aku dibesarkan oleh banyak ibu, seperti yang pernah aku kisahkan.. dan dari ibu-ibuku itu aku dibesarkan dengan falsafah dan aturan JAWA menurut aku, menguasai bahasa ibu adalah hal yang wajib, sebagai orang jawa aku harus bisa berbahasa jawa yang baik, dalam keseharianpun dirumah kami menggunakan bahasa jawa. aku diajarkan bagaimana jika  harus berbicara dengan orang lain, mama selalu bilang sama siapapun kita harus "boso"   boso artinya, aku harus berbahasa jawa halus dengan orang lain terlebih orang yang lebih tuwa, baik dia keluarga, kerabat, sampai penjual sayur di pasar dan tukang becakpun, harus kita hargai.. (aturan ini...