Aku adalah seorang wanita, yang tengah belajar dan akan menjadi seorang ibu. Ini kisah tentang kehamilanku dan para wanita-wanita hebat yang aku kenal, ya, memang kenapa aku memilih wanita, karena setelah aku merasakan hadirnya mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia ada di rahimku, aku berubah menjadi seorang yang sangat perasa, terutama jika aku membahas tentang mama. Aku mulai merasa betapa aku sungguh amat sangat berdosa, ketika dulu aku sering menyakiti hatinya, membuatnya menangis, membuatnya risau dengan tingkah polah nakalku, tak tau berapa banyak doa yang telah dia panjatkan untuk membalas kenakalanku. Dulu, aku berfikir yang namanya mengandung hanya cukup dengan membesarnya perut dan badan. Tapi itu semua tak semudah yang aku bayangkan. Menjalani hari dan tumbuh bersama buah cintaku dengan suamiku ini, aku sangat menyadari, betapa seorang ibu rela berkorban dan berjuang demi anak yang sedang di kandungnya, perut sakit, payudara membesar dan nyeri, sering sesak nafas, kaki kram, serta berbagai macam hal-hal baru yang belum pernah aku temui sebelumnya.
Si kecilku nanti, masih akan bertemu dengan Canggahnya (entah apa di dalam Bahasa Indonesia orang-orang akan menyebutnya), yang jelas aku yakin, ketika aku melahirkan nanti, eyang Kakung Buyutku dari papa, eyang Putri Buyutku dari mama, dan Pak Dhe Nenekku (yang aku kerap memanggilnya Kakung, lebih kurang ajar lagi tanteku yang sering menyebutnya si tua nakal, hehehe), akan masih menemaniku, aku yakin begitu, melihat kesehatan yang luar biasa hebatnya, walau raga mereka tak semuda dan sesehat dulu tapi semangat mereka untuk menjalani hidup bisa di acungi jempol. Jika Tuhan mengijinkan mereka masih ada sampai si kecil lahir aku akan mengabadikan keluarga kami dalam sebuah foto, dari keluarga mamalah yang masih bisa komplit lima generasi, si kecilku, aku, mama, ibu (begitu aku biasa memanggil nenekku), dan uyut. Semoga saja Tuhan mendengar doaku. Dari pihak papa, aku telah kehilangan Nenekku, beliau berpulang sebulan setelah aku resmi dilamar suamiku, padahal, beliau adalah orang yang selama ini begitu berharap bisa menyaksikan aku bersanding di pelaminan, tapi aku yakin, rencana Tuhan akan selalu indah. Aku yakin saat aku menikah dulu, ibu tetap bisa menyaksikan aku bersanding dengan suamiku, mendoakanku dengan caranya dan bahagia, ahkirnya apa yang beliau cita-citakan terwujud juga, nanti di suatu bab, akan ku ceritakan tentang dia, Ibuku yang ku rindu di setiap waktu.
Ide menulis tentang wanita-wanita dalam hidupku muncul dengan tiba-tiba, dan aku merasa mungkin ada baikknya jika aku benar-benar bisa merealisasikannya. Bukannya aku tidak mau menceitakan laki-laki yang ada di dalam hidupkku, bukan, aku tetap sangat mengagumi laki-laki, akupun jatuh cinta dan menikahi seorang laki-laki dalam hidupku, aku besar di tengah laki-laki, jadi untuk papaku, bapak-bapakku (karena begitu aku memanggil Kakekku), Yut Kungku, Papiku (begitu dalam keluarga suamiku kami memanggil Ayahnya), Pak Dheku, Om-omKu, Kakak sepupuku, Suami Kakak Iparku, Adik-adikku, sepupu lelakiku, keponakan cowokku, tak lupa untuk Suami tercintaku, dan si kecil yang dokter bilang akan mungkin menjadi ”Jagoan” Kecilku, aku tetap menaruh rasa hormat dan cinta yang teramat dalam untuk kalian semua. Tapi ijinkanlah aku dalam kesempatan ini, untuk menulis tentang mahkluk yang sangat di muliakan Tuhan, karena diciptakan ”Surga ditelapak kakinya”. Ya dimana semua bangsa di dunia bisa memanggilnya Ibu, Mama, Bunda, Umi, Mommy, atau dengan panggilan apapun yang sama artinya, ini untuk semua Ibu dalam hidupku, suatu perjalanan bagiku dalam belajar sebagai ibu, karena dari situ aku akan jauh lebih mengerti tentang bagaimana rasanya menjadi ibu, terimalah ini, tulisan tanganku ini, semoga bisa diterima sebagai tanda cintaku.
Semoga kelak ketika si kecilku sudah bisa membaca dan mengerti dunia, ia bisa memahami apa yang ku tulis, bagaimana ibunya memuliakan wanita-wanita disekitarnya. Bagaimana perjuangan ibunya dalam mengandung dan menjaganya selama dalam kandungan. Bagaimana ibunya selalu mendoakannya dari dia masih di dalam kandungan, menyanyikannya lagu, membacakannya cerita, dan berharap dia bisa menjadi anak baik yang bisa tumbuh dengan sehat. Aku kira ibu di seluruh penjuru duniapun akan sama denganku, bahkan aku yakin, ibukupun masih tetap mendoakanku, memberkati setiap langkahku, dan berharap hidupku akan jauh lebih baik dari hidupnya. Doa seorang ibu adalah doa yang menurutku adalah doa yang paling mudah di kabulkan oleh Tuhan. Maka jika anda masih berkesempatan untuk mendoakan, berbuat baik, mencintai, memeluk, bahkan mencium ibumu, lakukanlah selagi bisa. Jangan sekali-kali berani padanya, dosamu akan berlipat-lipat ganda. Di tengah kehamilanku aku selalu mendoakan ibuku, memohon ampun atas segala dosa yang pernah ku buat, aku tau sekarang, tak mudah menjadi ibu, bahkan di kondisiku yang baru menjadi calon ibu, itu semua tak mudah. Tak lupa aku doakan Ibu-Ibuku (nenek-nenekku), baik yang masih sehat walaupun yang telah berpulang ke surga yang indah, dan mertua perempuanku, karena aku tau, dengan memuliakan ibukku, aku akan mendapatkan surgaku, dengan memuliakan ibu ibuku aku memuliakan surga bagi surgaku, dengan memuliakan surga ayahku disitu juga dapat kutemukan surgaku, dengan memuliakan ibu dari suamiku, berarti aku juga dapat menemukan surga, tanpa suamiku aku takkan menjadi seorang ibu, dimana anak-anakku kelak akan menemukan surganya di dalam diriku.
Wanita-wanita ini sangat berati untukku, mereka semuanya turut hadir dalam hidupkku, mereka semua menginspirasiku. Bagi mereka yang telah pergi, aku tau, mereka telah bahagia disana. Tulisanku mungkin seperti surat kerinduanku pada yang telah berpulang. Biarlah aku mengenang dan mengagumi mereka dari kacamataku. Bagi yang masih di sampingku teruslah menginspirasiku, hujani aku dengan kasih sayangmu, biarkan aku mengagumimu dengan caraku, ijinkan aku belajar dari pengalaman hidup yang kau punya. Jika bisa, aku akan menjadikan ini hadiah bagi kalian semua. Seperti yang telah aku katakan sebelumnya aku akan menjadikan ini sebuah persembahan, tanda cinta dari aku, anakmu, cucumu, keponakanmu, adikmu, menantumu, apapun dan siapapun aku, aku akan tetap menyebut namamu saat aku berdoa, memohon pada Sang Empunya nyawa, bahwa aku mencintai kalian semua, dari lubuk hatiku yang paling dalam. Ini untuk kalian. Takkan ku ungkap keburukan kalian, yang akan kutulis adalah bagaimana aku mengangumi dan berterima kasih mempunyai kalian semua dihidupku. Tak ada yang akan kututup-tutupi dan kugubah layaknya sebuah fiksi, ini isi hati. Isi hati seorang calon BUNDA bernama ANDINA.
Komentar
Posting Komentar